Gayonese Documentary, Aceh Tengah – Bahasa Gayo yang jumlah penuturnya terus mengalami penurunan harus segera dicarikan jalan keluarnya, hal ini perlu dilakukan agar keberadaan bahasa daerah tersebut tidak hilang pada masa mendatang.
Demikian dikatakan Wakil Bupati Aceh Tengah Firdaus dalam sambutannya saat membuka kegiatan seminar tentang keluarga Gayo yang diselenggarakan oleh Gabungan Organisasi Wanita (GOW) setempat di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, Selasa (9/1/2018).
Disebutkan, semakin memudarnya bahasa Gayo bukan hanya terjadi dikawasaan perkotaan dimana masyarakatnya terdiri dari berbagai suku, namun di perkampungan Aceh Tengah yang merupakan masyarakat asli daerah itu juga sudah mulai jarang menggunakannya.
“Bahasa Gayo kita ini hampir tidak dipakai lagi oleh orang Gayo, hampir tidak dipakai lagi di dalam rumah tangga, lebih-lebih di pasar ini tidak dipakai lagi, saya yakin kalau ini tidak diselamatkan dari sekarang akan punah, nanti tinggal orang Gayonya saja tapi bahasanya tidak ada lagi,” katanya.
Firdaus juga mengajak semua pihak berperan dalam menyelamatakan bahasa Gayo, termasuk mengajarkannya kembali kepada para generasi muda baik melalui kurikulum pendidikan di sekolah maupun didikan dari orang tua.
“Mungkin Muatan Lokal bahasa Gayo bisa kita perbanyak jamnya di sekolah, peran orang tua di rumah tangga juga harus mendidik anaknya bahasa Gayo, ditambah peran guru-guru di sekolah, bukan hanya itu kita juga harus kepung dari penjuru lain untuk menyelamatkan bahasa ini,” harapnya.
Sementara itu, ketua panitia pelaksana seminar Yuke Oktavia menyebutkan, kegiatan seminar diikuti sebanyak 300 peserta yang merupakan perwakilan dari dinas pendidikan, kantor kementerian agama (kemenag) dan masyarakat setempat.[RRI]