Gayonese Documentary, Redelong – Petani jernang di Dusun Blang Bertona, Kampung Musara KM 58, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, Irman mengatakan bahwa pada saat awal dirinya menanam jernang di lahan seluas 2 hektar, ia pernah dianggap gila alias tidak waras.
“Ya benar, awalnya saya dianggap gila, menanam pohon duri di dalam kebun,” katanya saat bersama Bupati Bener Meriah, Ahmadi memanen buah jernang di kebun miliknya, Selasa, 16 Januari 2018.
Anggapan itu mulai sirna 3 tahun kemudian. Ia berujar, kebanyakan warga sekitar kaget dengan penghasilan. “Per sekali panen bisa mencapai kurang lebih 500 juta. Awalnya mereka anggap saya gila, kini mereka ikut-ikutan. Memang untuk memberi contoh sesuatu yang baru itu, terkasang harus ada anggapan seperti ini, jadi saya senyum aja, tak mempermasalahkan,” kata Irman.
Terkait pemasaran, Irman mengatakan saat ini masih di jual di pasar lokal. “Gelondongan perkilo bisa mencapai 480 ribu, kalau sudah di olah perkilo bisa mencapai 4 juta. Saya sudah menggeluti budidaya jernang sejak 2004 slam,” tandasnya.
Sebelumnya, Bupati Bener Meriah, Ahmadi menyebutkan bahwa jernang akan menjadi komoditi primadona baru di daerah itu selain kopi Gayo. Ia pun menambahkan, bahwa jernang punya prospek bagus bagi perekonomian masyarakat.[]
Selebihnya baca DISINI